Friday, February 26, 2021

PENERAPAN PEMBELAJARAN SOSIAL dan EMOSIONAL || CONTOH KASUS dan PENYELESAIANNYA

KASUS 1 

Pengantar:

Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi. 

Berikut kasus yang terjadi pada Ibu Adriana yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar 17 Agustus untuk memfinalisasi acara, Ibu Adriana masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran geografi. Sejak pagi, Ibu Adriana sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Ibu Adriana melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu siswa, Diana, Bu Adriana mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Ibu Adriana spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan? Seisi ruang kelas terkejut.  Wajah Diana memerah.  Ia tampak malu dan tidak menyangka Ibu Adriana merespon sekeras itu.


Jawablah pertanyaan berikut.

1.    Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana?

Selain sibuk mengajar Ibu Adriana sibuk sebagai ketua panitia 17 Agustus yang harus berpikir cepat dalam mengambil keputusan untuk memfinalisasi acara tersebut, ditambah lagi di dalam kelas ibu Adriana sedang menghadapi situasi yang membuat dia marah.

 

2.    Bagaimana penerapan kompetensi kesadaran diri pada masalah tersebut?

Untuk mencapai pemahaman kesadaran diri dan mampu mengenali emosinya, Ibu Adriana perlu mempraktikkan kesadaran penuh (mindfulness). Teknik STOP berikut ini dapat digunakan untuk mengembalikan pada kondisi saat ini dengan kesadaran penuh.

Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.

Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.

Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.

Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.

 

KASUS 2

Pengantar:

Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi. 

Berikut kasus yang terjadi pada Ibu Adriana yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Selesai kegiatan belajar-mengajar berakhir, Ibu Adriana memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Bu Adriana untuk mempelajari perubahan proposal acara.  Bu Adriana perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah.  Oleh karena itu, Ibu Adriana diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Ibu Adriana pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran geografi keesokan harinya. Keesokan paginya, Ibu Adriana, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek geografi sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.


Jawablah pertanyaan berikut.

Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana?

Ibu Adriana mempunyai masalah pada pekerjaan utamanya yaitu sebagai guru yang lupa akan menyiapkan rubrik untuk pembelajaran Geografi. Ketika itu menjadi permasalah besar buat dia pun merasakan “Khawatir”.


Bagaimana penerapan kompetensi pengelolaan diri pada masalah tersebut?

Ketika Ibu Adriana merasakan “Khawatir” atau takut beliau dapat berhenti sejenak dalam kegiatan belajar mengajarnya di kelas dan melakukan teknik “STOP”, setelah itu Ibu Adriana memikirkan lagi strategi apa yang akan beliau lakukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas.

 

KASUS 3

Pengantar

Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi. 

Berikut kasus yang terjadi pada Ibu Adriana yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Saat mempelajari proposal acara 17 Agustus di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, ibu Adriana menyadari salah seorang murid kelas 10 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Bu Adriana memanggil murid tersebut. Murid tersebut mengungkapkan pada Ibu Adriana bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Ibu Adriana menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet.


Jawablah pertanyaan berikut.

1. Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.

Permasalahannya ada pada salah satu murid dari Ibu Adriana yaitu murid tersebut tidak mengumpulkan tugasnya. Mengingat tugas sekolah adalah salah satu kewajiban siswa di sekolah. Disini Ibu Adriana merasa murid tersebut kurang bertanggung jawab akan hal kewajibannya sebagai murid.

2. Bagaimana penerapan kompetensi kesadaran sosial (empati) pada masalah tersebut?

Penerapan kompetensi kesadaran sosial (empati) yang harus dilakukan oleh Ibu Adriana adalah mengajarkan teknik STOP kepada muridnya itu untuk mencapai pemahaman kesadaran diri dan mampu mengenali emosinya. Langkah selanjutnya adalah mendengarkan muridnya mengeluarkan pendapatnya kenapa sampai tidak mengerjakan tugas lalu memberi motivasi kepada muridnya untuk tidak menyerah dalam keadaan sesulit apapun dan menjelaskan tentang hak dan kewajiban sebagai siswa di sekolah.

 

KASUS 4

Pengantar

Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi.  

Berikut kasus yang terjadi pada Ibu Adriana yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah selesai memeriksa proposal acara 17 Agustus, Ibu Adriana mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Ibu Adriana dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah meminta agar isinya sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orangtua murid. Ibu Adriana tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Ibu Adriana sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Ibu Adriana mengungkapkan hal ini kepada wakil ketua panitia. Ibu Adriana mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.


Jawablah pertanyaan berikut.

  1. Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.

Sangat kecewa dengan kepala sekolah yang seakan-akan tidak menghargai usaha keras yang dilakukan oleh Ibu Adriana. Karena semua yang Ibu Adriana lakukan itu banyak memakan waktu dan pikiran beliau.

  1. Bagaimana penerapan kompetensi resiliensi pada masalah tersebut?

Mengembalikan kesadaran penuh Ibu Adriana dengan menggunakan teknik STOP, lalu mengumpulkan semua panitia untuk berdiskusi permasalahan proposal yang tidak disetujui oleh kepala sekolah. Meminta bantuan kepada semua panitia untuk menghadap kepala sekolah dan meyakinkan kepala sekolah untuk menyetujui proposal yang sudah jadi dengan menjelaskan situasi dan kondisi yang sudah meyakinkan akan keberhasilan kegiatan 17 Agustus.

KASUS 5

Pengantar

Ibu Adriana telah menjadi guru selama lebih dari 5 tahun. Suatu pagi, Ibu Adriana merasakan tubuhnya seakan berat untuk bangun dari tidurnya. Dia juga merasa berat untuk berdiri dan bergerak berangkat menuju sekolah. Akhir–akhir ini pun selama berada di dalam kelas, Ibu Adriana sering tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak cepat. Pikirannya bercabang-cabang, dan ia sering merasakan dirinya mengalami kecemasan. Saat ini memang selain sibuk mengajar, Ibu Adriana juga harus menjadi ketua panitia perayaan 17 Agustus yang akan dilaksanakan di sekolahnya 1 bulan lagi.

Berikut kasus yang terjadi pada Ibu Adriana yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.

Setelah bekerja selama 5 tahun di sekolah yang sama, Ibu Adriana merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Ibu Adriana mendapatkan tanggung jawab ekstra karena dipercaya oleh kepala sekolah. Kepala sekolah melihat pengalaman Ibu Adriana sudah jauh lebih banyak dibandingkan guru-guru yang lain. Itu sebabnya, Ibu Adriana diminta untuk menjadi penanggung jawab beberapa acara penting di sekolah, menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Awalnya Ibu Adriana merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Namun demikian, sekarang dia tidak merasakan itu lagi. Ditambah dirinya merasa bahwa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Ibu Adriana terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.


Jawablah pertanyaan berikut.

  1. Apakah masalah yang dihadapi Ibu Adriana? Mohon uraikan dengan padat dan jelas.

Berkurangnya semangat dalam menjalankan kegiatan-kegiatan di sekola, merasa berputus asa dengan apa yang sudah beliau lakukan. Ibu Adriana merasa khawatir akan murid-murid yang beliau ajar tidak mencapai hasil yang maksimal

  1. Bagaimana penerapan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggung jawab pada masalah tersebut?

Sebelum mengambil keputusan Ibu Adriana Melakukan teknik STOP untuk mengembalikan kesadaran penuhnya, agar keputusan yang diambil tidak menyesal dikemudian hari. Ibu Adriana harus melihat banyak sisi positif yang dapat diambil dari kegiatannya selama ini dan melihat dampak sisi negatif jika keputusan sudah di putuskan. Permasalahnnya adalah dalam memanage waktu, jika Ibu Adriana dalam keadaaan “Kesadaran Penuh” maka memanage waktu tidak akan mengalami kendala.

Saturday, February 13, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || 2.1.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1



Dari yang sudah dipelajari pada materi awal modul 2.1 pembelajaran berdiferensiasi tentunya akan mengubah pola pikir tentang bagaimana mengajar yang baik menjadi sistem mengajar berdiferensiasi yang baik bagi.

Dari cara melihat perbedaan pembelajaran yang baik dan pembelajaran diferensiasi yang baik, jelas terlihat disini, dengan menerapkan salah satu strategi pembelajaran berdiferensiasi ketika kita membuat rancangan peta kebutuhan belajar berdasarkan minat tujuan pembelajaran akan sangat terasa perbedaan dalam kita menerapkan sistem pembelajaran berdiferensiasi dan dituangkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

Sistem pembelajaran yang sangat baik yang harus diterapkan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar. Fakta yang disampaikan bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini adalah ada beberapa strategi yang harus dilakukan  oleh seorang guru yang kesemuanya itu harus mencerminkan pemahaman murid dan tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi harus memperhatikan strategi-strategi dalam penerapannya, ada 3 strategi yang kita harus perhatikan yaitu:

1.    Konten

Dimana strategi ini guru harus memperhatikan kesiapan murid yang berupa rangsangan kepada murid berupa tantangan dan pertanyaan-pertanyaan mengenai pemahaman ide. Lalu minat, contohnya pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada mengarang berbagai teks narasi topik yang disukai murid. Selanjutnya adalah profil belajar murid disini murid disuguhi gaya belajar visual yang diberikan dlm bentuk gambar/ materi audio.

2.    Proses

Dimana strategi ini guru mempersiapkan bagaimana murid memahami informasi, kesiapan belajar individu atau klompok, dan yang terakhir adalah berapa banyak bantuan dari guru untuk murid  dengan bentuk pertanyaan memandu.

3.    Produk

Adalah tagihan apa yang kita harapkan dari murid/ hasil pekerjaan murid yang di tunjukan kepada guru, berupa: berbentuk karangan, berbentuk hasil tes, presentasi diskusi, pertunjukan, pidato, rekaman, diagram. yang kesemuanya itu harus mencerminkan pemahaman murid dan tujuan pembelajaran yang di harapkan

Di awali dengan cara guru membuat pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat Tujuan Pembelajaran, ada 3 contoh pemetaan disini adalah:

1.    Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat: murid dapat membuat tulisan berbentuk prosedur.

Dalam contoh di sini, guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan minat murid.

2.    Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar (Readiness)

Dalam contoh di sini, guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan kesiapan belajar murid.

3.    Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Murid: murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup

Dalam contoh di sini, guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan gaya belajar.

Dilanjutkan dengan menggabungkan : (1) konten — masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses — bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk — keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.

Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu.

Selanjutnya Lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran yang berdiferensiasi. Learning community/ Komunitas Belajar yang semua anggotanya pembelajar (saling dukung lingkungan belajar antara guru dengan murid). Maka pemenuhan kebutuhan belajar murid akan mencapai hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan apa yang sudah menjadi tujuan utama para guru yaitu menuntun anak-anak murid sesuai dengan minat dan bakat mereka yang berbeda, menumbuhkan motivasi intrinsik para murid untuk lebih bersemangat dalam kegiatan belajar mereka, sehingga karakter baik pun akan terbentuk menuju karakter profil pelajar pancasila.


Andriansyah, S.Pd.

 

 


Wednesday, February 10, 2021

CIRI-CIRI ANAK TERKENA DAMPAK BURUK PENGGUNAAN AKTIVITAS HANDPHONE

 


ANAK ADALAH TITIPAN DARI ALLAH SWT, MAKA DARI ITU KITA SEBAGAI ORANG TUA HARUSLAH MENJAGA TITIPAN ITU DENGAN BAIK, KITA HARUS BISA MENUNTUN ANAK KITA KEPADA SIFAT-SIFAT BAIKNYA, HARUS BISA MEMBENTUK KARAKTER YANG BAIK PADA DIRINYA AGAR KELAK DEWASA NANTI ANAK KITA TERHINDAR DARI PENGARUH-PENGARUH JAHAT YANG ADA DISEKITAR MEREKA.

BERIKUT INI ADALAH CIRI-CIRI ANAK TERKENA DAMPAK BURUK PENGGUNAAN AKTIVITAS HANDPHONE, WAJIB UNTUK KITA SEBAGAI ORANG TUA MENGETAHUINYA DEMI MASA DEPAN ANAK-ANAK KITA.

 

1.      KETERGANTUNGAN

CONTOH KETERGANTUNGAN HANDPHONE BAGI ANAK ADALAH MEREKA AKAN SELALU MARAH-MARAH DAN MEMBANTING BENDA-BENDA DI SEKITARNYA BAHKAN MENYAKITI DIRI SENDIRI JIKA DILARANG MENGGUNAKAN HANDPHONE.

 

2.      PERKEMBANGAN TERHAMBAT

KEASIKAN BERMAIN HANDPHONE AKAN MEMBUAT ANAK-ANAK MALAS DAN KURANG BERGERAK. AKIBATNYA PERKEMBANGAN FISIK, PSIKOLOGI, DAN KECERDASAN MEREKA AKAN TERHAMBAT.

 

3.      ISTIRAHAT TERGANGGU

ANAK YANG BERUSIA ANTARA 9 SAMPAI 10 TAHUN YANG MENGGUNAKAN HANDPHONE DI KAMAR TIDUR 75% MENGALAMI GANGGUAN TIDUR

 

4.      PRESTASI SEKOLAH MENURUN

AKIBAT BERLEBIHAN MENGGUNAKAN HANDPHONE, DI SEKOLAH MEREKA AKAN MERASAKAN NGANTUK DAN KURANG KONSENTRASI BELAJAR, YANG BERAKIBAT NILAI DAN PRESTASINYA MENURUN DRASTIS.

 

5.      AGRESIF

SAAT ANAK TIDAK TERKONTROL AKTIVITAS MEDIA SOSIALNYA SEPERTI AKSES YOUTUBE, GAME ONLINE DLL. MISALNYA DI KONTEN TERSEBUT TERDAPAT VIDEO KEKERASAN, PEMBUNUHAN, MAUPUN PENGANIAYAAN YANG BEREDAR INI DAPAT MEMICU PRILAKU AGRESIF PADA DIRI ANAK.

 

6.      ANCAMAN RADIASI

HANDPHONE DISINYALIR MEMANCARKAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK YANG MUNCUL KETIKA HANDPHONE MENCARI SINYAL.

 

7.      PIKUN DIGITAL

KECEPATAN KONTEN DI MEDIA SOSIAL, MEMBUAT ANAK MEMILIKI ATTENTION SPAM YANG PENDEK. ANAK MENJADI TIDAK FOKUS PADA SATU HAL, DAN MUDAH BERGANTI FOKUS. HAL INI MENURUNKAN KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MEMORI.

 

8.      INTERAKSI SOSIAL

KESIBUKAN MEMAINKAN HANDPHONE AKAN MENYITA WAKTU KEBERSAMAAN ANAK DENGAN ANAK-ANAK SEKITAR.

 

9.      KREATIVITAS MENURUN

TEKNOLOGI MEMBUAT SEGALANYA MENJADI MUDAH SEHINGGA OTAK ANAK TIDAK TERASAH.

 

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK KITA SEBAGAI ORANG TUA SELALU MENUNTUN ANAK-ANAK KITA AGAR KELAK DEWASA NANTI BISA TERHINDAR DARI PENGARUH-PENGARUH JAHAT DI SEKITARNYA. BANYAK CARA UNTUK MERUBAH PEMBIASAAN ANAK MENJADI PEMBIASAAN BAIK.

Tuesday, February 9, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK||2.1.a.7. Demonstrasi Kontekstual || RPP BERDIFERENSIASI



Cara mendemontrasikan apa yang kita pahami adalah segera menerapkan apa yang sudah menjadi konsep dan strategi yang kita gunakan.

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan sistem pembelajaran yang sangat baik yang harus diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan  oleh seorang pengajar yang kesemuanya itu harus mencerminkan pemahaman murid dan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang baik versus Pembelajaran Berdiferensiasi yang baik.

Pembelajaran yang baik

Pembelajaran Berdiferensiasi yang baik

Murid akan melakukan aktivitas atau membuat sesuatu:

·         Dengan menggunakan keterampilan penting dan informasi penting.

·         Untuk memahami ide/ prinsip penting atau menjawab pertanyaan penting.

Murid akan melakukan aktivitas atau membuat sesuatu:

·         Dalam berbagai moda dan pada berbagai tingkat kerumitan, serta dalam berbagai rentang waktu.

·         Dengan jumlah dukungan dari guru atau teman sebaya yang bervariasi(scaffolding).

·         Menggunakan keterampilan penting dan informasi penting.

·         Untuk memahami ide/ prinsip penting atau menjawab pertanyaan penting.


Berikut contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  Berdiferensiasi yang saya buat:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP) BERDIFERENSIASI

JARAK JAUH (DARING)

 

Satuan Pendidikan   : SDN Bahagia 01

Kelas/ Semester         : V/ I

Tema                            : Lingkungan Sahabat Kita (tema 8)

Subtema                      : Manusia dan Lingkungan (subtema 1)

Muatan Pembelajaran        : Bahasa Indonesia, IPA

Pembelajaran Ke       : 1

 

A.   Tujuan Pembelajaran

1.    Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan peristiwa-peristiwa atau tindakan pada teks nonfiksi dengan benar.

2.    Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan baik.

3.    Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan benar.

 

B.   Sumber Belajar

1.    Aplikasi Google Meet atau Whatsapp

2.    Buku panduan pegangan guru tematik kurikulum 2013 kelas 5 tema 8

3.    Buku murid tematik 2013 kelas 5 tema 8

 

C.   Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN

DESKRIPSI KEGIATAN

PENDAHULUAN

·         Guru memulai dengan kegiatan rutin membuka kelas (salam, berdoa, dsb) dan memberikan pesan-pesan harian menggunakan Google Meet.

·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

·         Guru menyampaikan kesepakatan kelas online

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEGIATAN INTI

Meminta murid untuk:

1.    Mengamati gambar yang terdapat pada halaman 1 buku siswa.

2.    Mengidentifikasi berbagai kondisi lingkungan pada gambar

3.    Membaca teks berjudul “Demi Air Bersih, Warga Waborobo Rela Berjalan Sejauh 15 Kilometer.

4.    Menuliskan peristiwa-peristiwa yang terdapat pada teks dalam bentuk peta pikiran

 

                * Untuk murid yang belum bisa membaca menulis dengan lancar guru akan melakukan bimbingan individual atau meminta orang tua membantu melatih murid tersebut mengenai isi teks. Guru akan membagikan beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua di rumah. (Guru melakukan diferensiasi proses).

 

        Untuk murid yang tidak bisa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Google Meet guru akan mengirimkan hasil pembelajaran daring berupa video yang sudah direkam oleh guru.

 

Sebagai produk pembelajaran, murid kemudian diminta untuk membuat peta pikiran tentang manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan baik (Guru melakukan diferensiasi produk berdasarkan kesiapan/readiness)

 

ü  Murid yang sudah bisa menulis akan menjelaskan dalam bentuk tulisan.

ü  Murid yang tidak bisa menggunakan aplikasi Google Meet produknya sama yaitu menjelaskan dalam bentuk tulisan.

ü  Murid yang belum bisa membaca menulis dengan lancar, boleh menjelaskan dalam bentuk gambar yang dikirimkan oleh guru dan kemudian menjelaskannya secara lisan melalui video.

ü  Murid dapat mengirimkan pekerjaan kepada guru melalui aplikasi WA. Pekerjaan tertulis murid dapat di foto, dan penjelasan lisan dapat direkam melalui fungsi rekaman suara atau video.

 

KEGIATAN PENUTUP

·         Guru memberikan umpan balik kepada murid

·         Guru menutup pembelajaran sesuai dengan prosedur rutin (salam, terimakasih, doa, dsb).

 

D.   PENILAIAN

Sikap: Observasi terhadap sikap komitmen murid dalam menyerahkan atau mengirimkan tugas.

Pengetahuan: Menunjukkan pengetahuan tentang peta pikiran tentang manfaat air

Keterampilan: Mendemonstrasikan penjelasan peta konsep yang ada pada rekaman suara atau video

 

Strategi dan Alat Penilaian:

Penilaian Sikap

- Strategi: Observasi

- Alat: Catatan Anekdot

Nama Murid

Tanggal/ catatan sikap(4)

Tanggal/ catatan sikap (3)

Tanggal/ catatan sikap(0)

-

Murid akan mendapatkan nilai 4 jika menjelaskan tugas secara lancar

Murid akan mendapatkan nilai 3 jika menjelaskan tugas tidak lancar

Murid tidak akan mendapatkan nilai jika tidak mengumpulkan tugas

 

Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

- Strategi: Unjuk kerja

- Alat: Checklist

Contoh Penilaian Ranah Pengetahuan dan Keterampilan

Indikator

Checklist

Catatan

Pengetahuan

Tercapai

Berkembang

Baru mulai terlihat

 

Menunjukkan pengetahuan tentang cara merawat tanaman

 

 

 

 

Keterampilan Menulis

Tercapai

Berkembang

Baru mulai terlihat

Catatan tambahan terkait diferensiasi

Struktur kalimat

 

 

 

 

Kosakata

 

 

 

 

Kreativitas

 

 

 

 

 

Penulis          : Andriansyah, S.Pd.          

Asal sekolah : SDN Bahagia 01