Dalam
kaitannya pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan
hubungannya dengan filosofi Ki Hajar Dewantara mengenai pratap Triloka adalah
sangat erat dimana seorang pemimpin pembelajaran harus menjadi penutan bagi
para muridnya maupun para teman sejawat dan umumnya kepada para pemangku
kepentingan setempat. Komunikasi, kolaborasi yang tepat akan menghasilkan
inovasi-inovasi baru yang akan memajukan pendidikan di sekolah tempat mengajar,
Sehingga budaya positif akan muncul.
Adapun
nilai-nilai yang tertanam dalam pengambilan suatu keputusan haruslah
berdasarkan nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai kemanusiaan, nilai
perjuangan. Dimana nilai-nilai tersebut harus menjadi pondasi bagi seorang
pengambil keputusan sehingga bila terjadi kasus atau permasalah bujukan moral
ataupun dilema etika tidak merugikan kedua belah pihak.
Dalam
kegiatan terbimbing yang dilakukan pada materi pengambilan keputusan sangat bermanfaat
sekali terutama di dunia tempat kerja ataupun di lingkungan masyarakat, selain
bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan juga dapat membantu teman sejawat
maupun orang-orang disekitar kita dalam menghadapi permasalahan bujukan moral
ataupun dilema etika yang dihadapi.
Pembahasan
studi kasus pada masalah bujukan moral atau dilema etika dalam kompetensinya
adalah menitik beratkan pada nilai-nilai kemanusiaan, memang terkadang berat
dalam mengambil suatu keputusan yang berbenturan dengan aturan yang ada, maka
dari itu dibutuhkan komunikasi yang baik dari berbagai pihak, kolaborasi yang
akan menghasilkan keputusan-keputusan yang bertanggung jawab, serta yang
terakhir adalah keberanian dalam pengambilan keputusan tersebut.
Pengambilan
keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman. Cara yang tepat adalah dengan berkomunikasi
yang baik dengan komunitas yang ada di sekolah baik itu dengan rekan sejawat
maupun pemangku kepentingan yang ada di lingkungan setempat, dengan melakukan
kolaborasi maka akan tercipta “Budaya Positif”.
Masalah
perubahan paradigma lama di lingkungan sekolah merupakan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi yang harus segera diubah. Sangat sulit dimana kita ingin mengubah
ke budaya positif tetapi terbentur pada tugas pokok dan fungsi sebagai pendidik
dan bukan seorang yang berposisi sebagai pemangku kepentingan yang ada di
lingkungan.
Sangat
berpengaruh kepada murid-murid ketika apa yang kita ambil dalam memutuskan
suatu pengambilan keputusan untuk memerdekakan murid-murid kita, terutama dalam
sisi psikologis mereka yang sejatinya mereka yang mengalami permasalahan
bujukan moral ataupun dilema etika sangat membutuhkan sosok yang dapat membantu
dia untuk mengatasi kasus atau permasalahan yang terjadi.
Seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan akan sangat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Para murid akan memahami banyak
nilai-nilai kehidupan yang baik bagi mereka. Sehingga akan melindungi mereka
dari perbuatan-perbuatan yang merugikan untuk dia khususnya dan umumnya untuk
orang lain.
Kesimpulan
yang didapat adalah kita sebagai manusia biasa yang masih banyak kekurangan
harus memahami tentang apa itu perbuatan yang jelas-jelas itu adalah perbuatan
yang tidak baik (bujukan moral) sebisa mungkin untuk tidak melakukan itu. Berbeda
situasi ketika mengalami permasalahan dilema etika dimana nilai kemanusiaan
yang lebih diutamakan walaupun membentur peraturan yang ada. Menjadi Coach yang
hebat adalah penunjang ketika teman sejawat ataupun murid-murid kita ketika
mereka mengalami permasahan baik itu permasalahan bujukan moral ataupun dilema
etika yang terjadi dikehidupan mereka.
Kadang kita belajar. Kadang kita mengajar... Ada saatnya kita jadi murid. Ada saatnya kita jadi guru. Jadi guru? Ya. Mungkin terhadap pasangan, anak, atau tim.
ReplyDeleteTerimakasih SDH berbagi ilmu karena berbagi ilmu itu menyenangkan
Trimakasih tanggapannya
DeletePerubahan yang lebih baik akan memberikan dampak positif dalam segala hal.kita sebagai salah satu komponen yang berperan dalam pendidikan dan pembelajaran seharusnya bisa memposisikan diri sebagai pengajar yang bisa memberikan yang terbaik untuk anak didiknya dengan memberikan kebiasaan baik dimulai dari hal kecil. sebagai tenaga pendidik seharusnya menjamin kerjasama yang harmonis dengan teman sejawat sehingg tercipta suasana yang baik dan harmonis sehingga tercipta suasana kerja yang baik, itu akan berpengaruh terhadap kinerja kita.memberikan contoh kebiasaan yang baik sejak dini akan tercipta karakter yang baik
ReplyDeletetrimakasih sharingnya
DeletePerubahan yang lebih baik akan memberikan dampak positif dalam segala hal.kita sebagai salah satu komponen yang berperan dalam pendidikan dan pembelajaran seharusnya bisa memposisikan diri sebagai pengajar yang bisa memberikan yang terbaik untuk anak didiknya dengan memberikan kebiasaan baik dimulai dari hal kecil. sebagai tenaga pendidik seharusnya menjamin kerjasama yang harmonis dengan teman sejawat sehingg tercipta suasana yang baik dan harmonis sehingga tercipta suasana kerja yang baik, itu akan berpengaruh terhadap kinerja kita.memberikan contoh kebiasaan yang baik sejak dini akan tercipta karakter yang baik
ReplyDelete