Wednesday, April 28, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || 3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya || SDN Bahagia 01_Kab. Bekasi

 

PEMETAAN 7 KELOMPOK ASET – SUMBER DAYA

SDN BAHAGIA 01_KAB. BEKASI

 

 

ANDRIANSYAH, S.Pd._CGP KAB. BEKASI

 

1.       MODAL MANUSIA

PEDULI KESEHATAN, PEDULI PENDIDIKAN(MAYORITAS PENDIDIKAN UMUM DAN KEAGAMAAN), KECAKAPAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEWIRAUSAHAAN, KHUSUSNYA PARA ORANG TUA SEHINGGA MEMBANTU PARA MURID AKAN KEBERLANGSUNGAN PENDIDIKANNYA BAIK DI SEKOLAH MAUPUN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA.

2.       MODAL SOSIAL

TINGGI KEPEDULIAN, SALING MELENGKAPI ANTARA PERBEDAAN BUDAYA ANTARA PENDATANG DENGAN PRIBUMI DAN MENJALIN KERJASAMA, TERLIHAT PADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS.

3.       MODL FISIK

UNTUK BANGUNAN SEKOLAH SANGAT MENDUKUNG, INFRASTRUKTUR NAMUN PADA WAKTU TERTENTU KETIKA PADA MUSIM HUJAN MENGALAMI KENDALA YAITU AKSES JALAN MENUJU SEKOLAH BEBERAPA LOKASI MENGALAMI BANJIR. KOMUNIKASI LANCAR, INTERNET LANCAR MEMUDAHKAN PARA GURU DENGAN ORANG TUA MURID MEMBANGUN SINERGI YANG BERKOMPETEN.

4.       MODAL LINGKUNGAN/ ALAM

MAYORITAS DAERAH SEKITAR SDN BAHAGIA 01 BERUPA LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI  MODAL UTAMA, WILAYAH LINGKUNGAN ALAMNYA SEBAGAI MODAL EKONOMI KERAKYATAN ATAU KEARIFAN LOKAL.

5.       MODAL FINANSIAL

DAYA DUKUNG KEUANGANNYA MENGALAMI PERPUTARAN SANGAT CEPAT DENGAN DI DUKUNG OLEH USAHA KECIL, SUMBER PENDAPATAN INTERNAL DAN EKSTERNAL, PENGETAHUAN BERCOCOK TANAM, BERJUALAN SAYURAN.

6.       MODAL POLITIK

KEGIATAN PELAKSANAAN MUSRENBANG DI KELURAHAN BAHAGIA UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKOLAH DAN TERDAPAT HUBUNGAN BAIK ANTARA KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PUSKESMAS, ATAUPUN ANTAR LEMBAGA LAIN.

7.       MODAL AGAMA DAN BUDAYA

WARISAN AGAMA DAN BUDAYA MASIH KENTAL, DAN SALING MENGHARGAI KERAGAMAN  BUDAYA, TOLERANSI BERAGAMA SANGAT KUAT, TERCERMIN DI DALAM KELAS ATAUPUN DI SEKOLAH KETIKA MELAKUKAN KEGIATAN SUATU ACARA KEBUDAYAAN ATAUPUN KEAGAMAAN PADA DIRI SETIAP PARA MURID.

 

PENTINGNYA MENGETAHUI ASET DAN SUMBER DAYA YANG DIMILIKI SEKOLAH LALU BERSINERGI DENGAN ORANG TUA MURID DAN SEGALA PEMANGKU KEPENTINGAN YANG ADA DI SEKOLAH UNTUK  MENCIPTAKAN SUASANA MERDEKA BELAJAR UNTUK PARA MURID BAIK PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA, LINGKUNGAN MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH. SEHINGGA KARAKTER PROFIL PELAJAR PANCASILA UNTUK PARA MURID AKAN TERCAPAI.

Friday, April 16, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 

Dalam kaitannya pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dan hubungannya dengan filosofi Ki Hajar Dewantara mengenai pratap Triloka adalah sangat erat dimana seorang pemimpin pembelajaran harus menjadi penutan bagi para muridnya maupun para teman sejawat dan umumnya kepada para pemangku kepentingan setempat. Komunikasi, kolaborasi yang tepat akan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan memajukan pendidikan di sekolah tempat mengajar, Sehingga budaya positif akan muncul.

Adapun nilai-nilai yang tertanam dalam pengambilan suatu keputusan haruslah berdasarkan nilai kebenaran, nilai keadilan, nilai kemanusiaan, nilai perjuangan. Dimana nilai-nilai tersebut harus menjadi pondasi bagi seorang pengambil keputusan sehingga bila terjadi kasus atau permasalah bujukan moral ataupun dilema etika tidak merugikan kedua belah pihak.

Dalam kegiatan terbimbing yang dilakukan pada materi pengambilan keputusan sangat bermanfaat sekali terutama di dunia tempat kerja ataupun di lingkungan masyarakat, selain bermanfaat bagi diri sendiri khususnya dan juga dapat membantu teman sejawat maupun orang-orang disekitar kita dalam menghadapi permasalahan bujukan moral ataupun dilema etika yang dihadapi.

Pembahasan studi kasus pada masalah bujukan moral atau dilema etika dalam kompetensinya adalah menitik beratkan pada nilai-nilai kemanusiaan, memang terkadang berat dalam mengambil suatu keputusan yang berbenturan dengan aturan yang ada, maka dari itu dibutuhkan komunikasi yang baik dari berbagai pihak, kolaborasi yang akan menghasilkan keputusan-keputusan yang bertanggung jawab, serta yang terakhir adalah keberanian dalam pengambilan keputusan tersebut.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Cara yang tepat adalah dengan berkomunikasi yang baik dengan komunitas yang ada di sekolah baik itu dengan rekan sejawat maupun pemangku kepentingan yang ada di lingkungan setempat, dengan melakukan kolaborasi maka akan tercipta “Budaya Positif”.

Masalah perubahan paradigma lama di lingkungan sekolah merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi yang harus segera diubah. Sangat sulit dimana kita ingin mengubah ke budaya positif tetapi terbentur pada tugas pokok dan fungsi sebagai pendidik dan bukan seorang yang berposisi sebagai pemangku kepentingan yang ada di lingkungan.

Sangat berpengaruh kepada murid-murid ketika apa yang kita ambil dalam memutuskan suatu pengambilan keputusan untuk memerdekakan murid-murid kita, terutama dalam sisi psikologis mereka yang sejatinya mereka yang mengalami permasalahan bujukan moral ataupun dilema etika sangat membutuhkan sosok yang dapat membantu dia untuk mengatasi kasus atau permasalahan yang terjadi.

Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan akan sangat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Para murid akan memahami banyak nilai-nilai kehidupan yang baik bagi mereka. Sehingga akan melindungi mereka dari perbuatan-perbuatan yang merugikan untuk dia khususnya dan umumnya untuk orang lain.

Kesimpulan yang didapat adalah kita sebagai manusia biasa yang masih banyak kekurangan harus memahami tentang apa itu perbuatan yang jelas-jelas itu adalah perbuatan yang tidak baik (bujukan moral) sebisa mungkin untuk tidak melakukan itu. Berbeda situasi ketika mengalami permasalahan dilema etika dimana nilai kemanusiaan yang lebih diutamakan walaupun membentur peraturan yang ada. Menjadi Coach yang hebat adalah penunjang ketika teman sejawat ataupun murid-murid kita ketika mereka mengalami permasahan baik itu permasalahan bujukan moral ataupun dilema etika yang terjadi dikehidupan mereka.

Friday, April 9, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || 3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual - Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 


Dimulai dari refleksi diri tentang pengetahuhan yang sudah saya dapatkan pada program guru penggerak ini, dilanjut dengan komunikasi dan berkolaborasi dengan warga sekolah serta pemangku kepentingan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi misi “Merdeka Belajar” untuk para murid. Penting bagi warga sekolah dalam untuk berkolaborasi dan berkomunikasi untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru dalam menyesuaikan ekosistem yang ada di sekolah.  

Langkah-langkah awal yang bersifat intern managemen sekolah adalah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan sejawat, kepala sekolah, dan para pemangku kepentingan yang ada di komunitas sekolah. Keputusan yang di dasari keterbukaan komunikasi dalam menghadapi dilema etik akan mengurangi resiko dalam suatu permasalahan atau kasus yang ada di lingkungan sekolah, sehingga dapat pembelajaran untuk kedepannya dalam menghadapi kasus atau permasalahan yang ada.

Langkah-langkah awal yang bersifat intern managemen sekolah akan saya lakukan minggu depan,selanjutnya. Karena sangat penting untuk segera merumuskan point-point penting dalam menciptakan budaya positif dalam hal pengambilan keputusan yang bersifat dilema etik. Teruslah bertanya, teruslah belajar, teruslah bermanfaat.

Sebagai pemimpin pembelajaran di kelas yang akan saya lakukan adalah mempraktekan kepada para murid mengenai bagaimana dan apa yang akan saya putuskan dalam pembelajaran di masa pandemi ini seperti yang kita ketahui disini begitu sulitnya cobaan kegiatan belajar mengajar pada masa ini serta melakukan sharing kepada rekan sejawat. Karena pada realitanya banyak orang tua murid yang menginginkan tatap muka di sekolah maupun di luar sekolah, dilema etik disini yang saya hadapai adalah dimana saya sebagai guru ingin sekali bertatap muka tetapi ada peraturan yang sudah jelas disni yang melarang untuk kegiatan tersebut. 

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bertahan hidup, pun sama dengan rancangan-rancangan praktik baik membutuhkan kolaborasi  untuk siapa saja yang bisa terlibat, siapa saja orang yang dapat bekerjasama dengan kita, dan siapa saja orang yang ingin melakukan perubahan kearah yang lebih baik, perubahan kearah budaya positif. Ada Rekan sejawat yang selau bersemangat untuk mengembangkan kompetensinya dan ingin mewujudkan visi misi “Merdeka Belajar” di sekolah. Bantuan dan sharingnya sangat dibutuhkan disini untuk menggerakan komunitas sekolah untuk meninggalkan paradigma budaya lama yang sifatnya tidak baik menjadi “Budaya Positif’.


Andriansyah, S.Pd.

Monday, April 5, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || 3.1.a.6. Refleksi Terbimbing - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran



Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Sosok yang dibutuhkan di sebuah Negara adalah sosok guru yang mampu bersikap professional dimana pun berada, seorang guru yang professional adalah guru yang mampu menjadi figur inspirasi bagi orang banyak, baik oleh para muridnya ataupun bagi orang lain.

Maka dari itu menjadi yang berprilaku etis sangat penting bagi seorang guru yang merupakan pemimpin dari pembelajaran, penting dalam mengidentifikasi masalah, dan penting dalam mengambil keputusan dalam keadaan kesadaran penuh.



Dari tujuh pertanyaan yang ada, pilihlah minimal empat pertanyaan sebagai bahan refleksi Anda.

  1. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini.  Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.

Pengambilan keputusan yang berani untuk segala konsekuensi yang akan terjadi kedepannya haruslah dipersiapkan secara matang, yang paling penting adalah dukungan berbagai pemangku kepentingan yang ada sehingga dalam suatu pengambilan keputusan dapat meminimalisir hasil konflik atau permasalahan yang ada dalam pengambilan keputusan.

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul 3.1 ini pernah saya mengambil keputusan yang sifatnya dilema etika, bedanya adalah setelah mempelajari modul ini saya dapat lebih pemahaman tentang cara mengambil keputusan yang meminimalisir potensi yang menimbulkan kerugian di kedua belah pihak.

  1. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak setelah mempelajari modul 3.1 ini dalam mengambil keputusan buat saya adalah dalam keberanian dalam mengambil keputusan penting berkomukasi yang sifatnya asertif, komunikasi yang baik dan keberanian pengambilan keputusan yang meminimalisir kerugian dari kedua belah pihak akan mengasilkan kolaborasi yang hebat dalam suatu komunitas tempat dimana kita berada.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Sangat penting bagi saya dalam pengambilan keputusan dilema etika untuk kapasitas saya sebagai individu dan seorang pemimpin pembelajaran, karena untuk mengambil sebuah keputusan yang sifatnya dilema etika membutuhkan pemikiran-pemikiran yang kreatif sehingga tidak salah dalam mengambil sebuah keputusan.

  1. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Memberi pemahaman tentang dilemma etika dan bujukan moral kepada seluruh warga sekolah tempat saya mengabdi, prinsip budaya positif sekolah dan segera meninggalkan budaya paradigm lama yang sifatnya tidak baik untuk dilanjutkan.