Monday, June 28, 2021

AKSI NYATA MODUL 3|| PROGRAM GURU PENGGERAK|| PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Nama Program: Bahagia Parenting

 

A.   PERISTIWA (FACTS)

Sebagus apapun sekolah itu, Semahal apapun sekolah itu, secerdas apapun guru-gurunya tetap saja sesungguhnya kita sebagai orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh ALLAH atas pendidikan dan pengasuhan anak-anak kita. Jangan jadikan sekolah itu sebagai tempat laundry kita masukan anak-anak kita dalam kondisi kotor kita taruh baju kotor disana kemudian kita bayar dengan berapapun harganya kita bisa, kita bisa bayar ratusan juta kita bisa, bayar puluhan juta kita bisa bayar. semampu kita bayar sebanyak-banyaknya. Tapi sesungguhnya sekolah itu bukan tempat laundry yang kita taruh baju kotor kita bayar kemudian kita berharap ketika keluar dia sudah menjadi pakaian bersih. ENGGAK!

Butuh ada sinergi antara orang tua dan sekolah supaya anak kita akan terbentuk menjadi anak-anak yang memiliki Karakter Pelajar Profil Pancasila.

Seperti yang kita ketahui pendidikan yang diterima murid itu bukan hanya pendidikan di sekolah saja akan tetapi pendidikan itu mencangkup pendidikan di lingkungan keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di lingkungan masyarakat. Untuk itu kami pihak sekolah bersama komunitas yang ada di sekolah membuat program “Bahagia Parenting” yang bertujuan untuk Bersinergi dengan orang tua murid  membentuk karakter profil pelajar pancasila melalui Budaya positif yang akan diterapkan di rumah dengan melibatkan murid itu sendiri untuk merancang inti dari program tersebut. Kami sebagai pihak sekolah memfasilitasi kebutuhan apa yang dapat membuat para murid agar supaya proses pembentukan karakter baik pada anak akan tercapai, diantaranya mengarahkan murid dan orang tuanya membangun Budaya Positif yang pada pengaplikasiannya dilakukan di rumah dan di sekolah ketika belajar sudah bisa tatap muka.   

Semakin sering anak merasakan kebahagiaan maka akan semakin banyak perilaku baik yang ia lakukan. Semakin sering anak merasa frustrasi semakin sering pula dia berperilaku buruk. Semakin sering orang tua memberikan perhatian pada sikap baik anak, akan mendorong anak untuk selalu berperilaku baik.

DOKUMENTASI PROGRAM

Bersama Kepala Sekolah dan Pengawas, dan Guru-guru melakukan pemantapan program




Aktivitas program




 PRODUK





A.   PERASAAN (FEELINGS)

Banyak berbagai perasaan yang muncul ketika dari awal proses sampai hasil produk dari program yang saya jalani Bersama komunitas yang ada di sekolah. Perasaan was-was terasa ketika apakah kami dapat menjalankan program ini dengan baik dan sesuai tepat sasaran. Akhirnya perasaan senang muncul ketika para orang tua murid begitu antusias mengikuti program yang dijalankan oleh sekolah, karena inti dari program “Bahagia Parenting” adalah menjalin komunikasi yang berkesinambungan agar sinergi akan terus berjalan yang bertujuan membentuk karakter baik yaitu karakter profil pelajar Pancasila.

 

B.   PEMBELAJARAN (FINDINGS)

Dari hasil pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan program “Bahagia Parenting” dari sisi keberhasilan program adalah terciptanya sinergi antara orang tua dan sekolah supaya anak kita akan terbentuk menjadi anak-anak yang memiliki Karakter Pelajar Profil Pancasila. Beberapa orang tua murid juga melaporkan dengan lisan tentang keefektifan “Budaya Positif” yang mereka terapkan di rumah.

Jika dilihat dari sisi kegagalan program ini adalah kurangnya sosialisasi pada beberapa kelas yang mengakibatkan ketika program berjalan mereka tidak semua dapat mengikuti program ini dengan baik.

 

C.   PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

 Tentunya tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang sudah di konsep dari awal perencanaan program “Bahagia Parenting” ini, maka dari itu saya bersama komunitas “Bahagia Belajar” yang beranggotan para guru-guru dan kepala sekolah yang ada di sekolah Bersama pera pemangku kepentingan yang ada di sekitar sekolah akan melakukan perencanaan yang lebih baik lagi, lebih mendetil, lebih komunikatif, dan kolaboratif memanfaatkan sumber daya yang ada di sekolah, memanfaatkan aset-aset yang ada di sekolah untuk Bersama meningkatkan kualitas Pendidikan di sekolah SDN Bahagia 01 khususnya dan umumnya pada sekolah-sekolah yang ada di sekitar gugus.

Sekian terimakasih,

Tuesday, June 8, 2021

Koneksi Antarmateri 3.3.a.9. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid || MODUL 3

Intisari dari program sekolah yang berdampak pada murid adalah untuk menumbuhkan potensi kemampuan yang ada pada murid tanpa murid bersikap ragu-ragu ataupun takut untuk mengembangkannya, dari kesemuanya itu maka akan tercipta merdeka belajar untuk para murid sehingga terbentuk profil pelajar pancasila.

Cara untuk mengefektifkan potensi sumber daya untuk dijadikan program sekolah yang berdampak pada murid adalah dengan mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah bersama guru-guru rekan sejawat tentang apa potensi-potensi yang ada di sekolah lalu menggolongkannya ke dalam 7 aset yang dimiliki sekolah. Selanjutnya berdiskusi tentang rencana program yang berdampak pada murid, menyusun rancangan program, menyusun menegement resiko program, dan yang terakhir adalah menyusun rencana monitoring dan evaluasi.

Lembar Kerja - Panduan dalam Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Program  dengan Tahapan BAGJA

Contoh:

Tahapan BAGJA

Panduan Tahapan

Hasil Tahapan

B-uat Pertanyaan

Buatlah pertanyaan untuk mengarahkan kita kepada penelusuran hal-hal yang akan kita lakukan

Contoh:

Bagaimana cara meningkatkan kepemimpinan siswa di sekolah?

A-mbil Pelajaran

Ceritakan dan tuliskan pengalaman/kegiatan baik, prestasi yang pernah terjadi yang berhubungan dengan topik bahasan (kepemimpinan siswa (murid) di sekolah)

Cerita/pengalaman baik:

Pagi ini murid yang tingkat kelasnya lebih tinggi memimpin doa bersama murid lainnya sebelum masuk kelas.

G-ali Mimpi

Buat gambaran rinci kondisi ideal atau mimpi kita terkait topik bahasan:

-          Kepemimpinan seperti apa yang dibayangkan ada dalam diri siswa (murid)

-          Perilaku apa saja yang ada pada siswa (murid) dengan kepemimpinan yang baik

-          Perilaku guru seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

-          Perilaku kepala sekolah seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

-          Perilaku orang tua seperti apa yang mendorong kepemimpinan siswa

-          Hal apa saja yang perlu dimiliki untuk meningkatkan kepemimpinan siswa

Cita-cita/ mimpi:

-          Murid yang memiliki jiwa kepemimpinan adalah murid yang  memiliki sikap jujur, menghargai orang lain, dan bertanggung jawab dengan pilihannya

-          Guru harus mempunyai sikap terbuka akan saran dan masukan dari orang lain, memberikan kesempatan kepada murid seluas-luasnya pengembangan diri, dan mengarahkan murid dengan baik

-          Kepala sekolah yang mendorong kepimpinan murid harus memiliki sikap bertanggung jawab, terbuka, dan memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan murid

J-abarkan Rencana

Membuat cara/strategi mencapai mimpi-mimpi yang sudah kita tuliskan:

 

-    Rencana/strategi apa yang perlu dilakukan (siapa melakukan apa)?

-    Bagaimana memonitor dan mengevaluasi rencana tersebut (bisa melihat format kerangka Monev)

Rencana Program:

-          Program ini dapat berjalan dengan baik dengan keterlibatan semua komunitas sekolah, seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab, para guru sebagai pengarah dan murid sebagai panitia pelaksana. Murid yang menjadi panitia pelaksana mempunyai  kebebasan untuk merancang kegiatan dengan petunjuk dan arahan dari guru/kepala sekolah. Kegiatan ini dapat melibatkan masyarakat di sekitar sekolah

-          Monitor dilakukan oleh murid kepada murid dan untuk murid sendiri. Evaluasi melibatkan guru, kepala sekolah, dan masyarakat luar sekolah

A-tur Eksekusi

Menentukan tim inti program:

-    Siapa koordinator/ penanggung jawab pelaksanaan program

-    Siapa yang bertugas memonitor dan mengevaluasi jalannya program

-    Siapa yang bertugas membuat laporan program

-    Bagaimana cara komunikasi/koordinasi yang dilakukan tim (melalui pertemuan (diskusi), rapat mingguan/ bulanan dll) untuk memberi kabar satu sama lain tentang jalannya program

Penanggung jawab dan mekanisme koordinasi antar tim:

Penanggung Jawab kegiatan: Kepala sekolah

Pengarah : Dewan guru

Koordinator Acara: Ketua Osis (Murid)

Penanggung Jawab sie Acara: Murid 1

Penanggung Jawab sie Perlengkapan: Murid 2

Sie Konsumsi: Murid 3.

Laporan dibuat oleh Koordinator acara (ketua panitia). Koordinasi dilakukan dengan rapat setiap satu minggu sekali internal panitia. Hasil rapat internal dilaporkan kepada dewan guru sebagai pengarah acara. Evaluasi dapat dilakukan melalui rapat koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.

Hal yang menarik dari pembelajaran modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid adalah mengenai menyusun rencana program dan menyusun management resiko sehingga program suatu sekolah dapat meminimalisir resiko yang akan terjadi.

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid kaitannya adalah sinergi antara pihak sekolah, para pemangku kepentingan, dan para orang tua murid lalu potensi yang ada dijadikan kekuatan untuk memberdayakan aset yang ada baik aset yang sifatnya biotik maupun aset yang bersifat abiotic

Modul pada materi ini yaitu mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid sangat erat kaitannya dengan materi yang ada pada modul 1.3 yaitu penerapan metode Inkuiri Apresiatip melalui tahapan BAGJA dimana melibatkan sumber daya dan aset yang ada di sekolah termasuk para pemangku kebijakan  yang berbasis pada kekuatan untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang berpihak kepada murid melalui program-program yang ada di sekolah.

Sebagai guru penggerak akan selalu bergerak, berkomunikasi, berkolaborasi, bersinergi dengan baik, baik dengan kepala sekolah, para guru sebagai rekan sejawat, para pemangku kepentingan, dan para orang tua murid.

Karena Sebagus apapun sekolah itu, Semahal apapun sekolah itu, secerdas apapun guru-gurunya tetap saja sesungguhnya kita sebagai orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh ALLAH atas pendidikan dan pengasuhan anak-anak kita. Jangan jadikan sekolah itu sebagai tempat laundry kita masukan anak-anak kita dalam kondisi kotor kita taruh baju kotor disana kemudian kita bayar dengan berapapun harganya kita bisa, kita bisa bayar ratusan juta kita bisa, bayar puluhan juta kita bisa bayar. semampu kita bayar sebanyak-banyaknya. Tapi sesungguhnya sekolah itu bukan tempat laundry yang kita taruh baju kotor kita bayar kemudian kita berharap ketika keluar dia sudah menjadi pakaian bersih. TIDAK!

Butuh ada sinergi antara orang tua dan sekolah supaya anak kita akan terbentuk menjadi anak-anak yang punya karakter profil pelajar pancasila.

 

ANDRIANSYAH, S.Pd._CGP KAB. BEKASI