Wednesday, March 31, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || MODUL 2.3.a.9. - Coaching || Koneksi Antarmateri

Peran Coach di sekolah sangatlah penting mengingat kita sebagai guru yang membimbing anak-anak murid kita menuju pendidikan yang memerdekakan mereka, yang dimana tugas penting seorang guru adalah menuntun pendidikan para murid ke arah karakter baik yaitu para murid mencapai profil pelajar pancasila.

Ketika di dalam kelas guru harus menciptakan suasana lingkungan belajar yang berdiferensiasi yang baik, keterkaitan coach dengan pembelajaran berdiferensiasi yang baik sangatlah erat, terkait kebutuhan belajar para murid, minat bakat mereka. Pasti ada saja murid yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi sehingga guru mengalami kesulitan untuk menentukan pembelajaran yang ia inginkan seperti apa, pembelajaran yang nyaman di kelas yang bagaimana dan berbagai permasalahan di kelas bahkan masalah di keluarga pun dapat membuat murid sulit untuk berkonsentrasi, dan sulit berkomunikasi yang baik dengan guru di sekolah, disini peran guru sebagai coach sangatlah dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada murid lalu menggali potensi murid yang mengalami permasalahan dengan potensi yang murid akan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan disertai komitmen dan tanggung jawabnya sebagai murid di kelas maupun di sekolah.

Seorang guru yang menjadi coach untuk para muridnya harus memiliki kompetensi pembelajaran sosial emosional dimana ketika dirinya yaitu guru mengalami permasalahan dimanapun jangan sampai terbawa ke dalam kegiatan pembelajaran ataupun kegiatan-kegiatan, tugas di sekolah, jika terbawa dengan perasaan yang yang tidak mengenakan bagi guru maka tujuan atau kegiatan belajar mengajar di kelas yang merupakan kegiatan pokok seorang guru tidak akan mencapai maksimal. Maka dari itu penting bagi seorang guru memiliki kompetensi pembelajaran sosial emosional pada dirinya. Seorang guru juga dapat mengajari pembelajaran sosial emosional kepada muridnya di kelas, dengan cara mensisipkan kompetensi sosial emosional ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleg guru.

Jadi para murid mendapatkan kenyaman dalam kegiatan belajar mengajar dengan lingkungan pembelajaran diferensiasi yang baik, para murid belajar di kelas dalam keadaan maindfulness(kesadaran penuh), sehingga para murid tidak ragu dalam menentukan keputusan-keputusan yang bertanggung jawab, dan yang terakhir peran guru sebagai coach yang baik akan membawa para muridnya mencapai pendidikan yang berkarakter profil pelajar pancasila.

Guru yang baik adalah guru yang memperhatikan tingkah laku para muridnya di kelas, guru yang mampu memberikan motivasi belajar untuk para muridnya, guru yang mampu menjadi figur yang baik untuk para muridnya.


ANDRIANSYAH, S.Pd_CGP KAB. BEKASI_Kec. BABELAN_SDN BAHAGIA 01 

Tuesday, March 9, 2021

PROGRAM GURU PENGGERAK || 2.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Sosial dan Emosional

 


Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ialah bahwa Pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari filosofi tersebut kita harus pahami bahwa sebagai orang tua ataupun guru memiliki tugas yang sama, kita hanya dapat menuntun anak ke arah perubahan karakter yang baik kepada mereka, sebagai orang tua kita tidak bisa memaksakan cita-cita sesuai kehendak kita karena zaman kita dahulu dengan zaman mereka sekarang pastilah berbeda, biarkan mereka memilih cita-cita mereka sesuai dengan keinginan mereka kita hanya bisa mengarahkan kea rah yang baik bagi mereka. Lalu sebagai guru kita tidak bisa memaksakan nilai yang sempurna untuk anak-anak murid kita karena ada tiga tipe belajar anak yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan pembelajaran. Diantaranya adalah tipe visual, auditori, dan kinestetik. Masing-masing tipe mempunyai keunggulan juga kelemahan. Maka dari itu sebagai guru harus dapat memetakan kebutuhan belajar bagi para murid kita.

Pembelajaran yang berpihak pada murid merupakan nilai dan peran para guru untuk mampu mengembangkan kompetensinya agar para murid mencapai tujuan pembelajaran, mampu membuat para murid merasa merdeka belajar di kelas ataupun di sekolah sehingga akhrnya terwujud pembetukan karakter baik menuju profil pelajar pancasila.

Untuk para guru ternyata pembelajaran yang baik itu tidak cukup dan kita harus mengubah menjadi pembelajaran berdiferensiasi yang baik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid

Seperti yang sudah diketahui bahwa untuk pembelajaran baik para murid akan melakukan aktivitas atau membuat sesuatu dengan menggunakan keterampilan penting dan informasi penting, murid melakukan aktivitas atau membuat sesuatu untuk memahami ide/ prinsip penting atau menjawab pertanyaan penting, sedangkan pembelajaran berdiferensiasi yang baik murid melakukan aktivitas atau membuat sesuatu dalam berbagai moda dan pada berbagai tingkat kerumitan, serta dalam berbagai rentang waktu, dengan jumlah dukungan dari guru atau teman sebaya yang bervariasi(scaffolding), murid melakukan aktivitas atau membuat sesuatu menggunakan keterampilan penting dan informasi penting, murid melakukan aktivitas atau membuat sesuatu untuk memahami ide/ prinsip penting atau menjawab pertanyaan penting.

Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi yang baik di kelas juga dibutuhkan kecerdasan sosial dan emosional baik untuk para guru ataupun untuk para murid. Pembelajaran sosial dan emosional harus di isi di sela-sela rancangan pembelajaran yang sudah kita buat. Pembelajaran sosial dan emosional untuk para murid mengandung pengertian bahwa pembelajaran yang berisi keterampilan yang dibutuhkan murid untuk dapat bertahan dalam masalah, sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya juga untuk mengajarkan mereka menjadi manusia yang baik.

Andriansyah, S,Pd.